<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/1065967655917380768?origin\x3dhttp://shanezation-of-my-mind.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Selasa, Februari 10, 2009

♥ True friend? Does it exist?

Temen sejati.... ada ga?

First case
Dulu waktu gue masih nutupin orientasi seks gue ke temen2x deket gue, gue berpikir "damn! apakah mereka bakalan ngerti klo gue ngaku that I'm a gay?!" . Ketakutan semu karena takut ketauan terus kehilangan mereka itulah yang selalu bikin gue mundur untuk ngaku dan jadi diri sendiri. Kembali gue musti berpura2x kalau saat itu gue masih demen ma cowok.

One day, dengan dukungan dari mantan gue, akhirnya gue ngaku ke temen terdekat gue dengan resiko, gue siap untuk kehilangan dia. Awal gue ngaku ke dia, dia kaget setengah mati. Masih terngiang kata2x dia dulu pas gue sempet nanya sambil bercanda, "what if I'm gay?" dan dia dengan tegas bilang "klo lo gay, gue ga mo temenan ma lo lagi!". Gue pikir, kali ini gue emang harus kehilangan dia dan gue berpikir, mungkin temen yg bisa nerima lo apa adanya itu cuma ada di dunia mimpi. Ternyata, temen baik gue itu mau menjilat ludah sendiri supaya bisa tetep temenan sama gue. Dalam hati gue merasa lega dan bersyukur, ternyata Tuhan masih sayang sama gue. Gue masih punya temen sejati. Temen yg bisa terima gue apa adanya.

Second case
Gue punya temen yang sesama belokers juga. Temen yg gue pikir bisa keep rahasia gue atau pun curhatan gue ke dia. Temen yang bisa open minded ngedengerin semua pemikiran gue yang kadang naif, idealistic, dan sombong. Everything is so damn fine until one day when I broke up with my girlfriend. Gue marah sama keadaan dan orang2x yg terlibat karena gue ga menyangka gue bakal di duain atau ditinggalin ma pacar gue saat itu. Gue tumpahin semua kekesalan gue dengan curhat ke temen gue itu. Lama kelamaan, dia mungkin bosen dengerin curhatan gue yang itu2x terus dan entah kenapa, dia bisa ceritain lagi semua cerita gue ke orang lain. Dia bahkan tega ngelempar semua ludah gue ke muka gue lagi dengan menulis apa yg gue curhatin ke dia di forum umum plus hujatan2x yang... well, cukup menusuk hati untuk di baca.

Dia dan temen2x dia yg sepaham, mulai menilai gue. Menjudge gue dan akhirnya meninggalkan gue. Menertawakan kelakuan gue di belakang dan seakan2x beramai-ramai bilang, siapa yang mau temenan sama orang kayak lo, Gie?

Oh, well... I move away from them. I ignored them just like they ignored me. Tapi sekali lagi, mungkin bukan sikap gue untuk bermusuhan terlalu lama. Akhirnya gue mulai meminta maaf lagi dan kali ini blak2xan di forum umum. But then again, What I got is just humiliation from them. Jadi gue pun merasa, oke, I'm fucked! I got no one here that would listen to me and try to understand me. Fine.... I won't ask too much so I'll just walk away from them.

Gue pun ga pernah kontak mereka lagi dan gue mulai ngerasa, oh well... tanpa mereka pun ternyata hidup gue oke oke aja. No problem at all! Plus... temen2x deket gue yg straight, senantiasa nemenin gue, klo gue omong jelek, mereka nasehatin gue dan ga pernah sekalipun mereka ninggalin gue. NOT EVEN ONCE!

So.... ada ga sih temen sejati?

Ada dunk! pasti.........!

I AM GRUMPY.
3:03:00 AM


♥ FOLLOWER ROTI YANG NGAMBEK



      FE GENDUD

      ♥ Thank you

      ♥ NGOBROL-NGOBROL YANG LAIN